Olelive.id – Pep Guardiola merupakan salah satu pelatih klub sepak bola tersukses, terutama di abad 21. Umur Pep Guardiola yang menginjak 52 tahun berhasil memenangkan banyak gelar. Mulai dari liga domestik, kompetisi klub Eropa, sampai level dunia pernah dimenangkan olehnya baik bersama Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City.
Pria yang identik dengan kepala plontos itu memulai karier manajerialnya menangani Barcelona B pada tahun 2007. Satu tahun berselang, dia langsung dipercaya untuk menukangi tim utama Barca mulai dari musim 2007-2008 sampai musim 2011-2012.
Klub berikutnya yang dilatih oleh Pep Guardiola adalah raksasa Bundesliga, Bayern Munchen. The Bavarian dibesut mulai awal musim 2013-2014 sampai akhir musim 2015-2016. Kemudian, sejak pertengahan 2016 sampai saat ini, Pep menjabat sebagai manajer Manchester City.
Bersama ketiga klub tersebut, formasi Pep Guardiola dan strateginya berhasil menorehkan beragam catatan luar biasa seperti memenangkan La Liga, Premier League dan masih banyak lagi. Selain itu, sosok yang bernama lengkap Josep Guardiola I Sala ini juga pernah mencatatkan kemenangan dengan skor besar.
Pada pertandingan apa saja skor fantastis itu terjadi? Berikut ini kami sajikan lima kemenangan terbesar Guardiola sepanjang karier sepak bolanya, dimulai dari yang terbaru sampai terlama.
Baca Juga: Profil Jose Mourinho, Pelatih Andalan Klub Raksasa Eropa!
Kemenangan Terbesar Pep Guardiola Sebagai Pelatih
Kemenangan dengan banyak gol berulang kali ditorehkan dari formasi Pep Guardiola selama melatih. Akan tetapi, dari sekian banyak partai banjir gol yang dilalui Pep, terdapat lima kemenangan dengan skor paling besar.
Kelima kemenangan terbesar Guardiola ini diraih bersama Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City dan. Terbaru, ex gelandang timnas Spanyol ini meraihnya bareng The Citizens yakni menang 9-0 dalam pertandingan melawan Burton Albion.
1. Manchester City 9-0 Burton Albion
Manchester City pernah menjadi murid Pep Guardiola dengan pertandingan pertamanya di semi final Carabao Cup. Hanya butuh waktu beberapa menit untuk membuktikan superioritas mereka. Kevin De Bruyne mencetak gol pembuka pada menit ke-5, sundulannya yang memanfaatkan umpan silang David Silva menggetarkan jaring Burton Albion.
Begitu laga memasuki menit ke-30, Gabriel Jesus menggandakan keunggulan The Cityzen dan empat menit berselang striker asal Brasil itu kembali membobol gawang Burton dan membawa pasukan Guardiola unggul 3-0.
Delapan menit jelang turun minum, Oleksandr Zinchenko mempertebal keunggulan tim besutan Pep Guardiola menjadi 4-0. Skor ini bertahan sampai babak pertama usai.
Di babak kedua Manchester City semakin menggila dengan mencetak empat gol dalam kurun waktu 13 menit. Masing-masing gol dibuat oleh Gabriel Jesus (57’, 65’), Phil Foden (62’), dan Kyle Walker (70’).
Riyad Mahrez menutup pesta gol Manchester City ke gawang Burton dengan mencetak gol ke-9 di pertandingan itu pada menit ke-83 sekaligus memastikan satu kaki The Citizens menginjak partai final Carabo Cup.
2. Bayern Munchen 8-0 Hamburg
Pada spieltag 21 Bundesliga 2014-2015 pasukan Die Roten berhasil membuat Pep Guardiola tersenyum lebar seusai laga. Bagaimana tidak, pertandingan kontra Hamburger SV itu berakhir dengan skor 8-0 untuk Bayern Munchen.
Taktik pelatih yang kini berusia 52 tahun itu terbukti sangat efektif. Dia memadukan permainan posisi yang cermat dengan serangan balik cepat, yang membuat Hamburger kebingungan. Sebagai murid Pep Guardiola, para pemain Bayern Munchen memahami peran pelatih profesional ini dengan amat baik, sehingga pertandingan berjalan amat sempurna.
Gol pertama di laga tersebut datang pada menit ke-21 dari kaki seorang Thomas Muller lewat situasi tendangan penalti. Dua menit berselang Mario Gotze menggandakan keunggulan Bayern. Arjen Robben juga turut mencatatkan namanya di papan skor usai memasukkan bola ke gawang Hamburger masing-masing pada menit ke-36 dan 47’.
Thomas Muller kembali menggetarkan gawang Hamburger pada menit ke-55, dan disusul gol Robert Lewandowski semenit setelahnya yang membawa Bayern unggul 6-0 atas sang lawan. Menit ke-69 Franck Ribery menambah penderitaan Hamburger di laga tersebut dengan ikut memasukkan bola ke gawang kawalan Jaroslav Drobny.
Mario Gotze menggenapkan keunggulan Bayern menjadi 8-0 dua menit jelang berakhirnya waktu normal dan memastikan pasukan Guardiola mengunci tiga poin.
3. CE L’Hospitalet 0-9 Barcelona
Ronde ke-4 Copa Del Rey musim 2011-2012 mempertemukan Blaugrana yang masih dilatih Pep Guardiola dengan tim dari divisi 3, Ce L’Hospitalet, dan pada leg pertama Blaugrana menang tipis 1-0.
Usai memperoleh kemenangan pada perjumpaan pertama, Barca terlihat santai menghadapi laga yang dimainkan pada 22 Desember 2011 ini. Hal itu dapat dilihat dari pemilihan pemain yang diturunkan Guardiola, di mana tak ada nama-nama besar seperti Lionel Messi, David Villa, sampai Alexis Sanchez.
Kendati tidak diperkuat pemain andalan, hasil laga yang dimainkan di Stadion Camp Nou itu justru mengejutkan. Pep Guardiola dan anak asuhnya sukses menang sembilan gol tanpa balas.
Babak pertama berakhir dengan skor 5-0 berkat gol Pedro (11’), Andres Iniesta (19’), Thiago (23’), Xavi Hernández (36’), dan Christian Tello (43’), dan di babak kedua El Barca menambah empat gol lagi melalui aksi Isaac Cuenca (49′, 81′), Thiago Alcantara (55′), dan Cristian Tello (65′).
Ini merupakan kedua kalinya Pep Guardiola dan Barca mencatatkan kemenangan besar pada musim tersebut. Beberapa waktu sebelumnya Blaugrana juga menorehkan kemenangan dengan skor serupa dalam laga kontra CA Osasuna.
4. Barcelona 8-0 CA Osasuna
Duel kontra Osasuna di pekan pertandingan ke-4 La Liga 2011-2012 adalah salah satu laga yang mencolok dalam sejarah Liga Spanyol dan juga karier kepelatihan Pep Guardiola. Tak ayal, sebab Lionel Messi dkk menang dengan skor tak biasa, 8-0.
El Barca, yang saat itu dipimpin oleh Guardiola menurunkan kekuatan terbaiknya untuk menghadapi Osasuna yang kala itu sedang berjuang di papan tengah klasemen La Liga.
Pemilik 5 gelar Liga Champions itu tampil meyakinkan dan langsung mendominasi penguasaan bola sejak menit pertama. Mereka bolak-balik menekan pertahanan Osasuna sampai akhirnya Lionel Messi, yang mengukir hat-trick dalam pertandingan ini, mencetak gol pertama pada menit ke-5.
Osasuna bertahan sekuat tenaga sembari mencari cara untuk mencari gol pembalas, tetapi arahan dan formasi Pep Guardiola sulit untuk dihentikan. Xavi Hernandez dan Andres Iniesta menguasai sektor tengah lapangan dengan gemilang, dan mereka terus menciptakan peluang-peluang berbahaya.
Berkat penampilan gemilang itu, Blaugrana berhasil menambah empat gol sebelum babak pertama usai lewat aksi Cesc Fabregas (13’), David Villa (34’), gol bunuh diri bek Osasuna, Roversio (40’), dan Lionel Messi yang mencetak gol keduanya (41’).
Parade gol tak berhenti sampai di situ. Xavi (57’) mempertebal keunggulan menjadi 6-0, dan David Villa juga kembali membobol gawang kawalan Andres Fernandez pada menit ke-77.
Hat-trick Lionel Messi tercipta pada menit ke-79 pertandingan setelah tembakan kaki kirnya menembus gawang Osasuna sekaligus memastikan juara La Liga 27 kali itu menang 8-0 atas Osasuna.
5. UD Almeria 0-8 Barcelona
Pertama kali Pep Guardiola mengantarkan tim asuhannya menang dengan selisih delapan gol atau lebih terjadi dalam pertandingan Barcelona kontra UD Almeria pada matchday 12 La Liga musim 2010-2011, Sabtu 20 November 2010.
Mengandalkan strategi “Tiki-Taka”, Murid Pep Guardiola ini sempat tampil dominan atas Almeria di kandangnya sendiri, Stadion Power Horse, sekaligus meraih kemenangan dengan skor 8-0.
Dominasi klub Catalan dalam pertandingan tersebut dapat disimak dari penguasaan bola yang mencapai 75 persen dan Blaugrana yang melepaskan tembakan ke gawang sebanyak 18 kali di mana 13 di antaranya tepat sasaran,
Penyerang andalan Barca kala itu, Lionel Messi, menjadi bintang usai mencatatkan hat-trick yang masing-masing tercipta pada menit ke-16, 36’, dan 67’. Sementara gol-gol lainnya datang dari Andres Iniesta (18’), gol bunuh diri Santiago Acasiete (26’), Pedro (34’), dan Bojan Krkic (62’, 72’).
Itulah lima kemenangan terbesar seorang pelatih bola terbaik Pep Guardiola. Dengan rekam jejak seperti itu, bukan tidak mungkin pria berpostur 180cm tersebut bisa mengulangi kemenangan-kemenangan besar atau bahkan menciptakan hasil fantastis baru dengan gol yang lebih banyak.